Mamuju (7/2/2020). Sesuai dengan namanya coto kelililing atau disingkat CoLing merupakan model penjualan coto keliling pertama di Mamuju dan mungkin di Kota Makassar. Ide tersebut muncul bukan tanpa alasan, selain untuk menjangkau pelanggan di Kantor-Kantor, Kompleks BTN atau di pusat keramain dalam menikmati kuliner khas Makassar ini. Tetapi juga karena sulitnya memperoleh tempat penjualan yang strategis di Kota Mamuju dengan harga sewa yang terjangkau.

Penjualan Coling untuk saat ini masih tahap ujicoba oleh lulusan  Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Edukasi yang berminat menjadi entrepreuner dan tentunya tetap didampingan oleh pengelola LKP selama 2 bulan. Mulai dari pemilihan daging sapi yang fresh, kemasan yang praktis, sera tempat penjualan.

Coling untuk saat ini dapat ditemui di dekat area pantai Manakarra Mamuju mulai dari Sore hingga malam hari.  Sementara siang hari di  Kompleks Kantor Gubernur Sulawesi Barat.

Terkait lokasi penjualan di pantai Manakarra, pihak kelurahan Binanga telah memfasilitasi setelah pengelola LKP Edukasi berkoordinasi dan meminta arahan kepada Lurah Binanga Bapak Akbar. Sementara lokasi penjualan di kantor Gubernur Sulbar berkoordinasi dengan Pihak Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Prov. Sulawesi Barat.

Kami merasa bersyukur dan berterima kasih kepada Lurah Binanga dalam membantu kami dalam pengurusan tempat penjualan. Bahkan turun langsung ke lokasi dalam menata tempat penjualan agar kami para pedagang tidak ada konflik. Demikian pula pihak Dinas PMD Prov. Sulbar tidak keberatan kami melakukan penjualan sepanjang tidak bersifat permanen di area kantornya. Ungkap Harianto Baharuddin selaku pendamping.

Harapan kami kedepannya model gerobak kuliner seperti ini dibuatkan komunitas sebagai wadah komunikasi, agar pemerintah dan pihak swasta dan BUMN dapat lebih baik dalam memberikan membinaan secara baik. Karena gerobak kuliner ini, tentunya menjadi daya tarik tersendiri dalam pengembangan wisata kuliner.