Tujuan dilaksanakan sosialisasi model keaksaraan ini yakni untuk memberikan gambaran isi dan keunggulan model yang dikembangkan BP-PAUD dan Dikmas Sulbar, tahun 2019 kepada PKBM, SKB dan lembaga lain yang memiliki kepedulian terhadap masalah buta aksara di Sulawesi Barat.
Diharapkan lembaga yang telah mengikuti sosialisasi ini dapat memahami isi dan keunggulan model penyelenggaraan keaksaraan dasar melalui pelibatan tokoh agama, sehingga pada saatnya nanti dapat menerapkan model tersebut dalam penyelenggaraan program keaksaraan dasar di daerahnya masing-masing.
Kegiatan yang berlangsung hari Jumat (5/6/2020), secara resmi dibuka oleh Sekretaris Ditjen PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Kemdikbud, Dr. Sutanto, SH.,MA. Materi kebijakan yang disampaikan yakni "strategi percepatan penuntasan buta aksara tahun 2020-2030, terdiri dari 6 strategi, yakni, 1. Pemutakhiran data buta aksara, 2. Komitmen PEMDA, 3. Mendorong adanya regulasi di daerah, 4. Pelibatan stakeholder, 5. Pelibatan tokoh masyarakat/adat, 6. Pembelajaran kontekstual dan fungsional".
Kegiatan sosialisasi model ini juga diikuti oleh Dr. Samto, Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus yang baru saja dilantik hari Kamis kemarin (4/6/2020). Beliau memberikan apresiasi kepada Kepala BP-PAUD dan Dikmas Sulbar, Dr. Andi Rusdi, M.Pd dan tim telah mengembangkan model pendidikan keaksaraan dasar melalui pendekatan keagamaan. "Dimana tokoh-tokoh agama selama ini yang paling didengar dan menjadi panutan di tengah-tengah masayarakat, maka yang utama, kita satu pemahaman dengan para tokoh agama yang memiliki pengaruh luas di tengah-tengah masyarakat agar bersama-sama memotivasi, mendorong dan membantu masyarakat yang masih buta aksara". Sebelum ia pamit dari room meeting, beliau, memohon doa dan dukungannya, agar beliau mampu mengemban jabatan baru ini secara amanah untuk kemaslahatan umat.
Sosialisasi model ini juga, menghadirkan widyaiswara LPPPTK-KPTK Gowa, Drs. Muhammad Hasri, M.Hum dengan materi tinjauan history kontribusi tokoh agama dalam literasi keaksaraan, mengupas secara mendalam perjalanan keberaksaraan dan peranan tokoh-tokoh agama di Indonesia dan Sulselbar secara khsusus.
Sesi pemaparan isi model dan perangkat pendukung model yang dikembangkan oleh kedua orang tim pamong belajar, yakni, Harianto Baharuddin selaku ketua tim pengembang dan ibu Mece Marice selaku anggota tim. Diakhir pemaparannya, tim pengembang mengajak kepada semua pihak baik PKBM dan SKB, maupun kepada lembaga lain yang bergerak di bidang pendidikan, tak terkecuali lembaga kursus dan pelatihan yang berminat menerapkan model ini, agar mengisi form rencana tindak lanjut melalui link: https://forms.gle/KYkTMrf1kdTuEfmL9. Form ini sebagai bentuk kesediaan menerapkan model ini dalam penyelenggaraan program keaksaraan dasar, sekaligus penjaringan data peserta untuk kegiatan workshop penerapan model yang akan dilaksanakan oleh BP-PAUD dan Dikmas Sulbar dalam waktu dekat ini. Materi sosialisasi model dapat diunduh pada link: https://drive.google.com/drive/folders/1TD2hGHzFn_cfmn5UtcrKID7Wj3f1kye5?usp=sharing (Harianto Baharuddin)