Oleh Harianto Baharuddin
UPTD SMKN Karossa di Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, menunjukkan performa pendidikan yang beragam pada tahun 2025, berdasarkan Rapor Pendidikan Satuan Dasmen & Vokasi Provinsi Sulawesi Barat. Sekolah ini berhasil mencatatkan prestasi di beberapa bidang, tetapi juga menghadapi sejumlah tantangan yang perlu segera diatasi. Berikut adalah narasi singkat yang merangkum capaian pendidikan SMKN Karossa dengan bahasa yang mudah dipahami.
Kemampuan literasi siswa SMKN Karossa berada pada level sedang, dengan kenaikan 1,91 poin dari tahun sebelumnya. Siswa menunjukkan kemajuan besar dalam berpikir kritis, terutama saat mengevaluasi teks (naik 7,19 poin). Namun, mereka masih kesulitan mengakses dan memahami isi teks, dengan penurunan di kedua aspek ini. Untuk memperbaiki ini, sekolah bisa mengadakan latihan berbasis proyek dan soal-soal Asesmen Kompetensi Minimum (AKM).
Di bidang numerasi, capaian juga sedang, tapi naik 2,58 poin. Siswa menunjukkan perkembangan baik dalam memahami bilangan dan kemampuan menalar. Sayangnya, mereka melemah di bidang geometri dan data. Pendekatan pembelajaran yang lebih kontekstual, seperti simulasi berbasis kejuruan, dan penggunaan media interaktif bisa membantu mengatasi tantangan ini.
Pendidikan karakter menjadi sorotan karena mengalami penurunan 3,40 poin, terutama pada aspek gotong royong dan kebinekaan global. Meski begitu, kemandirian siswa sedikit meningkat. Sekolah perlu mengadakan kegiatan seperti kerja bakti atau diskusi budaya untuk memperkuat nilai-nilai ini.
Penyerapan lulusan SMKN Karossa masih baik, meski turun 10,21 poin. Banyak lulusan kini bekerja sesuai keahlian mereka (naik 24,58 poin), tetapi jumlah yang berwirausaha atau melanjutkan studi menurun. Program inkubator bisnis dan kerja sama dengan perguruan tinggi bisa menjadi solusi. Sementara itu, pendapatan lulusan meningkat drastis, terutama bagi yang bekerja (naik 100 poin), meskipun lulusan yang kuliah sambil bekerja mengalami sedikit penurunan pendapatan.
Kompetensi lulusan adalah keunggulan SMKN Karossa, dengan kenaikan 74,33 poin dan peringkat atas di provinsi. Banyak lulusan kini memiliki sertifikasi kompetensi, tapi data kepuasan dunia kerja belum tersedia. Tracer study dan kerja sama dengan lembaga sertifikasi bisa memperkuat capaian ini.
Pelatihan guru berada pada level baik, dengan banyak guru aktif mengikuti pelatihan, termasuk di Platform Merdeka Mengajar. Namun, dokumentasi pelatihan perlu diperbaiki agar evaluasi lebih akurat. Kualitas pembelajaran bervariasi: manajemen kelas menurun, refleksi pembelajaran sedikit membaik, dan visi-misi sekolah meningkat. Pelatihan manajemen kelas dan keterlibatan industri dalam kurikulum bisa menjadi langkah perbaikan.
Iklim keamanan sekolah tergolong baik, dengan penurunan insiden rokok, narkoba, dan kekerasan seksual. Namun, kesejahteraan psikologis guru menurun, sehingga diperlukan program konseling. Kesetaraan gender juga perlu perhatian karena, meski pemahaman meningkat, perilaku warga sekolah terhadap gender menurun. Pelatihan perilaku kesetaraan gender bisa membantu.
Iklim kebinekaan dan inklusivitas sekolah berada pada level baik, tapi keduanya menurun. Toleransi budaya dan layanan untuk siswa disabilitas melemah, sehingga kegiatan lintas budaya dan peningkatan aksesibilitas fisik perlu digalakkan. Dalam hal link and match dengan dunia kerja, SMKN Karossa menunjukkan kemajuan, terutama pada Bursa Kerja Khusus dan magang guru. Namun, sarana prasarana dan Teaching Factory masih lemah, sehingga investasi pada fasilitas dan kemitraan industri sangat diperlukan.
Partisipasi warga sekolah, terutama orang tua, menurun drastis. Rapat rutin dan pelibatan siswa dalam pengambilan keputusan bisa meningkatkan keterlibatan. Pemanfaatan sumber daya sekolah berada pada level kurang, dengan anggaran untuk pelatihan guru menurun. Penggunaan teknologi untuk pengelolaan anggaran juga menurun, terutama pada penggunaan dana BOS secara daring. Pelatihan digital dan pelaporan tepat waktu bisa mengatasi masalah ini.
Kebijakan sekolah terkait anti-kekerasan, anti-narkoba, dan kesetaraan gender juga menurun. Sosialisasi kebijakan dan pelatihan untuk guru serta staf bisa memperbaiki situasi ini.
Secara keseluruhan, SMKN Karossa memiliki kekuatan dalam kompetensi lulusan dan keamanan sekolah, tetapi perlu mengatasi tantangan di bidang karakter, anggaran, dan kebijakan. Dengan meningkatkan partisipasi Asesmen Nasional, memperkuat kemitraan industri, mengalokasikan dana untuk guru dan sarana, serta mengintegrasikan nilai kebinekaan dan gender, SMKN Karossa bisa menjadi sekolah vokasi yang lebih unggul dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja serta masyarakat.